PENDAHULUAN
Kita sering melaksanakan praktek
dibengkel-bengkel kerja untuk membuat macam benda kerja dan sehingga tidak
terlepas dari pekerjaan mengukur dimensi-dimensi yang ditentukan dalam
pembuatan benda kerja dts.
Dibengkel
kerja biasanya bersuasana sibuk dan alat-alat tangan,alat bantu kerja mesin dan
alat ukur campur menjadi satu serta sering kali penempatan saling tumpang
tindih antara alat satu dengan alat lainnya.
Juga
kerena sibuknya pekerjaan dan dikerja waktu seringkali
pengukuran dilaksanakan tidak dengan prosedur yang sebenarnya serta tidak memenuhi syarat-syarat pengukuran yang ditentukan. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan pengukuran itulah maka diselenggarakan laboratorium pengukuran ( metrologi/measurement ) dimana tempat tersebut dapat dilakukan pengukuran secara teliti.
pengukuran dilaksanakan tidak dengan prosedur yang sebenarnya serta tidak memenuhi syarat-syarat pengukuran yang ditentukan. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan pengukuran itulah maka diselenggarakan laboratorium pengukuran ( metrologi/measurement ) dimana tempat tersebut dapat dilakukan pengukuran secara teliti.
ARTI
DAN FUNGSI
Laboratorium adalah tempat dilaksanakannya suatu percobaan atau penelitian
tentang suatu benda yang berhubungan dengan suatu ilmu tertentu.
Pengukuran
adalah hal mengukur atau pekerjaan mengukur,sedangkan metrologi adalah ilmu
pengukuran. Jadi yang dimaksud dengan laboratorium pengukuran (metrologi)
adalah suatu tempat (ruang) dilaksanakannya pengukuran suatu benda kerja secara
teliti.
Dalam laboratorium pengukuran
tersedia sarana-saran yang memungkinkan dilaksanakan pengukuran secara teliti.
Berbeda dengan suatu benkel kerja, dibengkel kerja kegiatan paling pokok adalah
pembuatan / produksi, sehingga kegiatan pengukuran hanyalah merupakan suatu
bagian dari proses pekerjaan.
Dengan
demikian maka laboratorium pengukuran berfungsi sebagai:
1. Tempat dilaksanaknnya pengukuran dengan secara teliti dan
menggunkan bermacam-macam alat yang sesuai.
2. Tempat membandingkan ukuran benda ukur dengan alat ukur
standart.
3. Tempat diseleksinya suatu benda kerja, apakah dapat
dipakai pada suatu produksi atau tidak.
SYARAT
RUANG PENGUKURAN
Dalam pembuatan suatu laboratorium
pengukuran harus diperhatikan beberapa hal supaya laboratorium tersebut dapat
berfungsi dengan semestinya.
Dalam
memilih ruangan harus sesuai/mencukupi dengan jumlah praktikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Luas ruangan harus sesuai/mencukupi dengan praktikan
dengan mebelair.
2. Pengaturan letak mebelair tidak terlalu berdekatan
sehingga mengganggu aktifitas praktikan.
3. Penempatan alat yang sering digunakan oleh semua
praktikan harus mudah dicapai oleh semuanya.
4. Penempatan alat yang besar dan tinggi harus dipinggir.
5. Penempatan alat yang bergerak/berputar dijauhkan dari
tempat pengukuran yang lain dan memakai
fondasi yang kuat dan terpisah dengan lanatai.
fondasi yang kuat dan terpisah dengan lanatai.
6.
Penerangan harus memenuhi syarat:
a. Cukup terang, sehingga praktikan dapat melihat/mengukur
dengan jelas.
b.
Tidak menyilaukan
c. Tidak menimbulkan bayangan yang dapat mempengaruhi
penglihatan praktikan.
7. lantai diberi lapisan yang lunak, selai harus datar dan rata, supaya kalau
benda ukur/alat ukur jatuh tidak menimbulkan kerusakan yang fatal.
8. Suhu ruangan sesuai dengan suhu standart pengukuran yaitu
20° C
9. Ruang tidak terlalu lembab, supaya tidak mudah
menimbulkan korosi pada alat-alat ukur, adapun
kelembaban yang diperbolehkan 60 %
kelembaban yang diperbolehkan 60 %
10. Sirkulasi udara harus baik supaya tidak pengap
11. Suasana tenang (jauh dari kebisingan)
12. Apabila satu ruangan anatara teori pendukung pengukuran
dan praktek pengukuran sebaiknya dipisah.
MAKSUD
DAN TUJUAN DARI PENGUKURAN (METROLOGI)
- Memberi jaminan kepada kita
bahwa suatu benda kerja memenuhi syarat-syarat konstruksi yang telah
ditetapkan dalam recana
- Memberi jaminan kepada kita
bahwa setiap alat akan pas pada alat bagian lainnya apabila dirakit sesuai
dengan sebuah perencanaan diatas gambar kerja.
PENGERTIAN
PENGUKURAN
Pengukuran
dalam arti luas adalah membandingkan suatu besaran denga besaran standart. Besaran
standart harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
- Dapat didefinisikan secara phisik
- Jelas dan tidak berubah
dengan waktu
- Dapat digunakan sebagai
pembanding dimana saja didunia ini.
STANDART
PENGUKURAN
Suatau
dari besaran standar untuk tiap pengukuran dapat merupakan salah satu gabungan
dari satuan-satuan sadar. Dalam satuan sistim yang telah disepakati secara
internasional ( si-unit, International Systim of Unit, LeSystim International
d’Unites ) dikenal 7 satuan dasar, dimana setiap satuan dasar mempunyai satuan
standar dengan simbol yang biasa digunakan untuk menandainya ( lihat tabel )
Besaran
Dasar
|
Nama
satuan dasar
|
Simbol
|
Panjang
Masa
Waktu
Arus
listrik
Tempratur
termodinamika
Jumlah zat
Intensitas cahaya
|
Meter
( metre )
Kilogram
( Kilogram )
Detik
( second )
Ampe ( Ampere )
Kelvin ( Kelvin )
Mol ( Mol )
Lilin ( Candela )
|
M
Kg
S
A
K
Mol
cd
|
Satuan tambahan
Sudut bidang
|
Radial ( radial )
|
rad
|
Beberapa
nama awalan biasanya digunakan untuk membentuk hasil kali dengan bilangan dasar
bagi nama satuan dasar sepuluh bisa dilihat pada tabel
Faktor
pengali
|
Nama
awal
|
Simbol
|
1018
1015
1012
109
106
103
102
101
10
10 -1
10 -2
10 -3
10 -6
10 -9
10 -10
10 -12
10 -15
10 -18
|
Eksa
( Exa )
Peta
( Peta )
Tera
( Tera )
Giga
( Giga )
Mega
( Mega )
Kilo
( kilo n)
Hekto
( hecto )
Deka
( deca )
Meter
( meter
Desi
( deci )
Senti
( centi )
Mili
( milli )
Micro ( micro )
Nano ( nano )
Angstrom
Piko ( pico )
Femto ( femto )
Ato ( atto )
|
E
P
T
G
M
k
h
da
m
d
c
mm
m
n
Aº
p
f
a
|
Contoh :
1 Kg =
103 g
1 Mw =
106 w
1 cm =
10 -2 m
1
mm = 10 -3
m
1
mm = 10 -6
km
Dengan
hanya memandang definisi pengukuran ( pengertian pengukuran ) ini,maka
kelihatannya adalah mustahil untuk melakukan pengukuran atas dimensi suatau
produk. Memang dalam prakteknya prakteknya pengukuran tidak dilakukan dengan
cara langsung membandingkan dengan standar meter,melainkan digunakan alat
pembanding yaiti alat ukur.
Ada
bermacam alat ukur yang adapat dilakasanakan dan bisa menunjukkan antara lain
Milimeter dan micrometer, dengan alat ini dapat diukur panjang maupun dimensi
suatu benda ukur.
ALAT
UKUR
Sebelum
dilakukan pemilihan alat ukur, harus diketahui dahulu jenis-jenis alat ukur:
- Alat ukur langsung.
- Alat ukur tak langsung.
- Alat ukur standar
- Alat ukur pembanding.
- Alat ukur pembatas
- Alat ukur bantu
Adapun
tiap-tiap jenis alat ukur itu dapat diuraikan dan dijelaskan sebagai berikut:
1.
Alat ukur lansung
Yaitu alat ukur yang dapat dipakai untuk mengukur
dan hasil pengukurannya dapat langsung terbaca pada alat tersebut.
Contoh :mistar ukur, jangka sorong, micrometer, heights gauge, bevel
protraktor, dial indikator,dan lain- lain.
Alat-alat ukur langsung ini harus memenuhi syarat-syarat :
a.
Kemudahan membaca ( readability )
Hasil pengukuran harus dapat terbaca dengan jelas
b.
Rantai kalibrasi/mampu usut ( traceability )
Alat ukur harus dapat dikalibrasi dan mempunyai
alat ukur standarnya yang dipakai untuk
mengkalibrasi.
mengkalibrasi.
c.
Kepekaan ( sensitivity )
Alat
ukur harus mampu mengukur atau membedakan perubahan kecil dari benda ukur.
d.
Kestabilan nol ( stability )
Apabila
alat ukur dikembalikan pada posisi semula maka harus dapat kembali pada posisi
nol
e.
Histerisis
Tingkat histerisis harus kecil. Histerisis
adalah penyimpangan yang timbul sewaktu dilakukan
pengukuran dari nol ke sekala maksimum, kemudian dari skala maksimum ke nol
pengukuran dari nol ke sekala maksimum, kemudian dari skala maksimum ke nol
f.
Kelambatan reaksi/kepasifan ( passivity )
Harus mempunyai kepasifan yang kecil, jadi
alat ukur harus mampu mengukur perubahan yang terjadi pada benda ukur. Biasanya
ini terjadi pada Dial Indikator.
g.
Pergeseran Shifting
Faktor pergeseran harus kecil mungkin atau harus tidak ada sama sekali.Yang
dimaksud dengan pergeseran adalah perubahan yang terjadi pada penunjukan (
jarum penujuk/digital dial ), sedangkan sebenarnya tidak ada perubahan pada
benda ukurnya.
h.
Pemngambangan ( floating )
Pengambangan
harus dihindarkan, dengan cara memperbaiki alat ukurnya, menghilangkan getaran pada waktu pengukuran atau menggunakan secara hati-hati. Pengambangan adalah
jarum penunjuk selalu berubah-ubah ( bergetar ) atau angka terakhir dari
penunjuk digit selalu berubah-ubah.
2.
Alat ukur tak langsung.
Alat ini terdiri dari bermacam-macam alat, seperti
ada pada alat ukur langsung. Bedanya dengan alat
ukur tidak dapat langsung terbaca hasil pengukurannya yang diperoleh. Jadi setelah dilakukan
pengukuran dengan alat ukur tak langsung maka alat ukur tak langsung ini diukurkan lagi dengan alat
ukur langsung.
ukur tidak dapat langsung terbaca hasil pengukurannya yang diperoleh. Jadi setelah dilakukan
pengukuran dengan alat ukur tak langsung maka alat ukur tak langsung ini diukurkan lagi dengan alat
ukur langsung.
Contoh : Jangka kaki, janka bengkok, telescoping
gauge, hole gauge.
Persyaratan dari alat ini adalah:
a.
Cukup sensitif, dapat mengukur
perubahan atau perbedaan ukuran benda ukur
b.
Tidak terjadi perubahan ukuran
pada waktu diukur dengan alat ukur langsung
Alat ukur tidak langsung ini digunakan selama
suatu benda tidak dapat diukur dengan lat ukur langsung, maka alat ukur tak
langsung tidak boleh dipakai karena pasti akan terjadi penyimpangan atau
kesalahan pengukuran walaupun relatifkecil.
3. Alat ukur standar.
Alat ini harus mampu mengkalibrasi alat-alat ukur
yang ada. Dam persyaratannya adalah herus
mempunyai tingkat ketelitian yang lebih tinggi dari alat ukur yang biasa dipakai mengukur.
mempunyai tingkat ketelitian yang lebih tinggi dari alat ukur yang biasa dipakai mengukur.
Contoh : standar meter, gauge blok/slide gauge, angle gauge dll.
4. Alat ukur pembanding
Dipakai sebagai pembanding antara alat-alat ukur
yang ada dan dipakai juga sebagai kalibrator.
Contoh : gauge blok, blok siku.
5.
Alat ukur pembatas
Alat ukur ini dipakai sebagai penentu apakah suatu
benda kerja ( ulir, poros, blok dll ) dapat di[pakai pada suatu standar
normalisasi atau tidak. Alat ukur
pembatas sering disebut limit gauge. Cara
penggunaannya adalah untuk ukuran benda kerja yang dapat dipakai diberi tanda GO dan ukuran yang didak dipakai diberi tanda NO GO.
penggunaannya adalah untuk ukuran benda kerja yang dapat dipakai diberi tanda GO dan ukuran yang didak dipakai diberi tanda NO GO.
Contoh : Snap gauge, pin gauge, Ring gauge dll )
6.
Aalat ukur bantu
Sebenarnya ini bukan alat ukur yang sebenarnya
tetapi fungsinya sangat penting dalam pengukuran. Alat ini dipakai sebagai alat
pembantu pada waktu mengukur, dengan alat bantu ini suatu bidang yang
semestinya tidak atau sulit untuk diukur, dapat diukur dengan adanya alat bantu ini.
semestinya tidak atau sulit untuk diukur, dapat diukur dengan adanya alat bantu ini.
Contoh : Rol, bola ukur kawat ukur.
KESALAHAN/PENYIMPANGAN
DALAM PROSES PENGUKURAN
Pengukuran adalah perupakan proses
yang mencakup tiga bagian yaitu benda ukur, alat ukur, dan sipengukur ( orang
), karena tidak sempurnanya dari
masing-masing bagian ini maka bisa dikatakan bahwa tidak ada satupun pengukuran
yang memberikan ketelitian yang absolut.
Kesalahan
akan selalu ada yaitumerupakan perbedaan antara hasil pengukuran dengan harga
yang dianggap benar. Setiap pengukuran mempunyai ketidak telitian ( kesalahan ) yang berbeda-beda,
tergantung dari kondisi alat ukur, metode pengukuran dan kecakapan si pengukur.
Apabila
suatu pengukuran dilakukan untuk kedua, ketiga dan seterusnya ( n kali ) untuk
pengukuran yang identik ( sama ),. Maka hasil dari setiap pengukuran tersebut
tidak selalu sama, harga pengukuran akan terpencar disekitar harga
rata-ratanya. Demikian pula halnya untuk beberapa grup pengukuran yang indentik
( ada n grup yang masing-masing terdiri dari n kali pengukuran tunggal ), maka
harga rata-rata dari setiap grup pengukuran akan sedikit terpencar di sekitar harga rata-rata total.
Keadaan seperti ini merupakan sifat umum dari pengukuran yaitu yang berhubungan dengan ketepatan atau kemampuan untuk
mengulangi yang asama.
Faktor-faktor
yang membuat suatu proses pengukuran menjadi tidak teliti dan tidak dapat
berasal dari berbagai sumber yaitu :
1.
Alat ukur
2.
Benda ukur
3.
Posisi pengukuran
4.
Lingkungan
5.
Orang ( si pengukuran )
1. Penyimpangan yang bersumber dari alat ukur
Alat ukur yang digunakan harus dikalibrasi, dengan
demikian kita akan bebas dari penyimpangan yang merugikan yang biasanya
bersumber dari alat ukur. Apabila alat ukur sering dipakai dan kalibrasi belum pernah dilakukan maka kemungkinan akan timbul sifat-sifat yang jelek dari alat
ukur misalnya histerisis, kepasifan, pergeseran dan kestabilan nol.
Karena keausan dari bidang kontak ( sensor mekanis
) akan terjadi kesalahan sistematis, dan dasarnya besar dapat ditentukan dengan
melakukan kalibrasi.
2. Penyimpangan yang bersumber dari benda ukur
Setiap benda elastis akan mengalami deformasi (
perubahan bentuk ) apabila ada beban
yang beraksi padanya. Beban ini dapat disebabkan tekanan kontak dari sensor
alat ukur ( sewaktu mengukur )
ataupun berat benda ukur sendiri ( sewaktu
diletakan diantara tumpuan ).
Untukmelakuakan pengukuran maka sensor mekanis
akan memberikan suatu tekanan tertentu pada
permukaan obyek ukur. Beberapa alat
ukur misalnya mikrometer dapat menyebebkan suatu deformasi pada permukaan dari
obyek ukur yang relatip lunak ( aluminium ) atau pun lentur pada diameter
silinder dengan dindidng tyang relatip tipis.
Oleh karena itu pada mikrometer selalu
diperlengkapi suatu alat yang disebut dengan pembatas
momenputar yang berfungsi
untuk menjaga tekanan pengukuran sekecil mungkin dan konstan. Jika
kondisi
benda ukur ini sedemikian kritisnya sehingga dikuatirkan akan terjadi
penyimpangan akibat
adanya tekanan kontak, maka perlu digunakan alat ukur yang
mempunyai sensor polis atau pneumatis.
3.
Posisi pengukuran yang menimbulkan penyimpangan
Garis pengukuran harus berimpit atau sejajar
dengan garis dimensi obyek ukur. Apabila garis
pengukuran membuat sududt
sebesar 0 dengan garis dimensi (karena pengambilan posisi pengukuran yang salah)
maka akan terjadi kesalahan yang biasa disebut kesalahan kosinus (cosin error).
Apabiala digunakan mikrometer maka dapat terjadi kombinasi kesalahan kosinus
dan kesalahan sinus (since error)
4.
Penyimpangan akibat pengaruh lingkungan
Kondisi lingkugan yang tidak sesuai untuk melakukan pengukuran yang
dapat mengakibatkan
penyimpangan-penyimpangan serius. Cahaya atau penerangan
yang tidak cukup dapat mengakibatkan kesalahan pembacaan skala, sedangkan lingkungan yang kotor dan berdebu
dapat menyebabkan
kesalahan sistimatis karena adanya debu yang menempel pada
permukaan sensor mekanis dari
permukaan obyek ukur. Pengukuran
yang diperlukan kecermatan tinggi tidak tepat bila dilakukan
pengukuran dengan
adanya getaran yang tinggi.
Pengaruh tempratur merupakan faktor yang perlu
mendapat perharian karena semua benda padat,
terutama logam, akan berubah
dimensinya apabila tempraturnya berubah. Supaya tidak terjadi
perubahan
pengukuran maka secara internasional tempratur ruangan pengukuran harus 20º C
5.
Penyimpanagan yang bersumber dari sipengukur
Dua orang melakukan pengukuran secara bergantian
dengan menggunakan alat ukur dan benda ukur
serta kondisi lingkungan yang
dianggap tidak berubah mungkin menghasilkan data berbeda. Sumber dari perbedaan
ini dapat berasal cara mereka mengukur,
pengalaman dan keahliannya serta kemampuan
dan perangai dari masing-masing
pengukur. Pengukuran adalah suatu pekerjaan yang memerlukan
kecermatan, dengan
demikian orang yang melakukan pengukuran harus:
1. Mempunyai pengalaman praktek yang didasari penguasaan akan pengukuran atau
dengan kata lain orang tersebut pernah
mengikuti training metrologi industri.
2. Waspada akan kemungkinan letak dari sumber penyimpangan dan atau bagaimana
cara
mengeleminir ( mengurangi sampai sekecil mungkin shingga praktis dapat
diabaikan ) pengaruhnya terhadap hasil pengukuran.
3. Mempunyai dasar-dasar pengetahuan akan alat ukur,cara kerja alat ukur, cara
pengukuran, cara mengkalibrasi dan memelihara alat ukur
4. Mampu untuk menganalisis suatu persoalan pengukuran, menentukan cara
pengukuran sesuai
dengan tingkat kecermatan yang dikehendaki, melihat alat ukur
yang sesuai dalam ini dan kemudian baru melaksanakan pengukuran.
5. Sadar bahwa hasil pengukuran menjadi tanggung jawabnya.
PEMELIHARAAN
ALAT UKUR
Supaya suatau alat ukur dapat
bertahan lama dan tidak mengalami perubahan dimensi yang mengakibatkan
kesalahan pengukuran, maka harus benar-benar dirawat dan dipelihara dengan
baik.
Pada
dasarnya pemeliharaan alat ukur semuanya adalah pemeliharaan yang bersifat
pencagahan ( preventip ).Bila suatu alat ukur pernah mengalami kerusakan, maka
sebaiknya tidak dipakai lagi. Dan jika tetap dipakai, maka harus melalui
pemeriksaan yang benar-benar teliti sebelum digunakan.
Cara
pemeliharaan alat ukur secara umum adalah :
1. Dijaga pada suhu pada 20º C supaya tidak terjadi perubahan fisik akibat
meningkatnya suhu.
2. Dijaga kelembaban ruangan ruanagan supaya alat ukur yang ada tidak korosi
3. Diberi faslin sesudah alat ukur dipakai
4. Dijauhkan dari getaran, goncangan dan benturan.
5. Setelah alat ukur dipakaidimasukan lagi kekotak penyimpan alat, untuk alat
ukur yang besar ( profil
proyektor ) maka selalu garus ditutup dengan kain
sewaktu tidak dipakai.
6.
Dipakai sesuai dengan fungsinya
7. Dipakai menurut petunjuk operasional dan keselamatan kerja yang telah
ditentukan untuk masing-masing alat ukur tersebut.
8. Hidarkan dari pekakaian secara gegabah dan serampangan.
ALAT UKUR LANGSUNG
Yaitu alat ukur yang dapat dipakai untuk mengukur dan hasil pengukurannya
dapat langsung terbaca pada alat tersebut.
Contoh :mistar ukur, jangka sorong,
micrometer, heights gauge, bevel protraktor, dial indikator,dan lain-lain.
1.
MISTAR UKUR/PENGGARIS/SEMI FLEXIBLE RULES
Pendahuluan
Mistar ukur digunakan untuk:
Mistar ukur digunakan untuk:
1.
Mungukur panjang sebuah benda
atau banayak dupakai sebagai penggaris pada pelajaran menggabar.
2.
Dengan sederhananya alat ukur
ini menjdi serba bisa mengukur yang
tidak memerlukan ketelitian tinggi
Spesifikasi/data teknik
Kapasitas
Mistar
atau penggaris besi mempunyai kapasitas bermacam-macam diantaranya:
a.
Kapasitas 150 mm/ 6 “ ketelitian 1
mm, 1/16 “
b.
Kapasitas 300 mm/12” ketelitian 1
mm. 1/16”
c.
Kapasitas 500 mm/ 20” ketelitian 1
mm. 1/16”
d.
Kapasitas 750 mm/ 30” ketelitian 1
mm. 1/16”
e.
Kapasitas 1000 mm/ 40 “ ketelitian 1 mm. 1/16”
Untuk membaca alat ukur ini tidak
terlalu sukar untuk ketelitian milimeter setiap stripnya
adalah 1 mm, hanya saja untuk inch/inci yang perlu perhatian kusus, setiap stripnya mempunyai harga 1/16” Bila terbaca pada mistar adalah 2 lebih 8 strip, maka harga pembacaannya adalah 2 8/16 “ atau bisa menjadi 2 ½ “
adalah 1 mm, hanya saja untuk inch/inci yang perlu perhatian kusus, setiap stripnya mempunyai harga 1/16” Bila terbaca pada mistar adalah 2 lebih 8 strip, maka harga pembacaannya adalah 2 8/16 “ atau bisa menjadi 2 ½ “
2. MISTAR GESER/MISTAR INGSUT/SKETMAT/VERNIER CALIPER
Pendahuluan
Mistar
geser/mitar geser dugunakan untuk :
1. Mengukur dimensi luar dari
suatu benda yaitu :
Panjang,lebar, tebal dan diameter luar dengan pertolongan rahang ukur
Panjang,lebar, tebal dan diameter luar dengan pertolongan rahang ukur
2.
Mengukur dimensi dalam ( lubang ) dengan pertolongan sensor
gambar diambil dari jasa kalibrasi.net
gambar diambil dari jasa kalibrasi.net

Tidak ada komentar:
Posting Komentar