G E R I N D A
.
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia teknologi membutuhkan berbagai alat bantu dan mesin
yang baik pula. Semua produk yang dipasarkan mengarah ke bentuk yang indah dan
desain kepresisian, kegunaan, kecanggihan dan harga. Untuk bentuk yang indah
bisa dicapai dengan desain, pewarnaan, pemakaian bahan dan finishing.
Kepresisian adalah ketepatan ukuran dengan toleransi yang diperbolehkan.
Yang penting lagi dalam suatu komponen adalah tingkat kehalusan.
Misalnya pada sistem hidrolik, poros dan suaian yang lain. Kehalusan (N) dari
komponen yang sulit dicapai hanya dengan mesin bubut atau frais. Hal ini bisa
digunakan pada mesin gerinda untuk mengatasi masalah kehalusan ini.
Pada industri – industri dan bengkel perkakas yang membuat silinder
hidrolis, poros, suaian tinggi, penggunaan mesin gerinda ini menjadi sangat
penting.
Gerinda/Pengasahan termasuk cara pemberian bentuk dengan mengelupaskan serpih. Sebagai
perkakas digunakan sebuah cakram asah yang padat dan berputar. Permukaan cakram
asah ini dipenuhi sejumlah besar tonjolan butir asahan yang kecil dan
berpinggiran runcing. Butir ini berfungsi sebagai penyayat berbentuk pasak yang
mengambil serpih secara mengaruk (sudut serpih negatif). Namun untuk penyayatan
tidak dapat disebutkan bentuk yang pasti. Pada gerakan kerja yang diperlukan
(gerakan utama, laju dan penyetelan), sisi penyayat pada butir mengambil
sejumlah besar serpih yang sangat halus dan berbentuk koma dari permukaan benda
kerja
A. Mesin Gerinda
Fungsi utama dari
mesin gerinda ada tiga yaitu membuat :
- Kepresisian ukuran
- Kehalusan permukaan
- Mengerjakan dengan tingkat kekerasan material yang tinggi, yang itu sulit kalau dikerjakan dengan mesin bubut atau frais.

Keterangan
:
Hs :
Saklar utama
H :
Piringan penurun batu gerinda
Fq :
Pengunci arah melebar
Sm :
Saklar magnet
G :
Lampu indikator power saklar utama
Ds :
Tombol spindel putaran batu gerinda
Dh :
Tombol penghidup pompa hidrolik
Dk :
Pompa cairan pendingin
Lm :
Lampu magnet
F :
Lubang pengisi oli untuk spinel
S :
Kontrol oli
Dst :
Tombol blower
Rl :
Pemutar untuk mengatur kecepatan langkah
El :
Handel untuk arah memanjang
Kq :
Pemutar untuk mengatur gerakan yang melebar
Eq :
Handel untuk arah melebar
Iq :
Mengatur lebar pergeseran batu dari gerakan yang melebar
Al
I :
Stoper panjang langkah yang kiri
Nl
I :
Baut pengatur
L :
Piringan penggerak awal untuk panjang langkah dari meja
Sl :
Saklar off pada hidrolik untuk gerakan memanjang
Dl
I :
Saklar penghenti yang meja akan berhenti pada sisi kiri
Dl
II :
Saklar penghenti yang meja akan berhenti pada sisi kanan
Al
II :
Stoper panjang langkah yang kanan
Nl
Ii :
Baut pengatur
Nq
I :
Stoper lebar pergeseran yang kiri
Nq
I :
Stoper lebar pergeseran yang kanan
Sq :
Saklar off pada hidrolik untuk gerakan melebar
Dq
I :
Saklar penghenti yang meja akan berhenti arah menjauhi kita
Dq
Ii :
Saklar penghenti yang meja akan berhenti arah mendekati kita
Q :
Piringan penggerak meja arah melebar

B. PROSES PEMBUATAN BATU GERINDA
Berbagai industri yang memproduk batu gerinda punya
konsekuensi :
1.
Material dan proses produksi tidak
meracuni lingkungan
2.
Limbah tidak beracun
3.
Hemat energi
4.
Sisa produksi bisa dipakai lagi
(recycling)
Proses untuk membuat
batu gerinda dan kontrolnya :
1.
Penganalisissan material
2.
Penimbangan
3.
Penuangan dan pencampuran material
4.
Pengepresan
5.
Proses pengontrolan untuk berat
dan ukuran
6.
Pengeringan dan pembakaran
7.
Uji kekerasan
8.
Penggerindaan bentuk / profil
9.
Uji balancing
10.
Uji jalan / kerja
11.
Pengujian terakhir
12.
Pengepakan dan pengiriman
C. BATU GERINDA
Material yang digunakan untuk membuat batu gerinda adalah
1.
Korund; untuk bahan utama batu
gerinda
2.
Perekat; untuk merekatkan korund
3.
Air; untuk memperbaiki ikatan dari
korund tersebut
4.
Bahan tambah lain (misal Silicium
karbid, intan, dll yang itu sesuai dengan spesifikasi batu gerinda); untuk
menambah kekuatan dan fungsi dari batu gerinda tersebut.
D. Hal – hal yang berkaitan
dengan batu gerinda adalah
1. Porositas
Porositas dihasilkan dari ikatan biji atau sebuk dengan bahan sintetis
lain supaya batu gerinda punya pori – pori. Mengapa porositas penting pada batu
gerinda :
a.
Agar pendinginan lebih baik
b.
Dengan porositas, maka serpihan
mudah terlepas
Dua hal tersebut yang menjadi hal penting dalam pembuatan batu gerinda.
Dalam proses penggerindaan harus terpecah menjadi serpihan (butiran kecil) dan
yang tumpul hilang kumudian sisa pecahannya menjadi tajam sendiri. Apabila
butiran yang tumput tersebut tidak segera terlepas, maka batu gerinda akan
terbakar, karena hanya menggesek. Kedalaman pemakanan gerinda juga akan
memperbesar luasnya kontak antara batu gerinda dan benda kerja. Dari itu akan
mempengaruhi gaya penggerindaan.
|
|

Keterangan
:
Vc :
Kecepatan putar batu gerinda (rpm)
ae :
Kedalaman pemakanan (mm)
Vw :
Kecepatan gerak benda kerja (m/s)
Ak :
Lebar kontak batu gerinda dengan benda (mm2)
Batu gerinda yang digunakan
diharapkan agar :
1.
Butiran dari pecahan batu gerinda
tidak menempel pada benda kerja
2.
Pada saat menggerinda tidak
terjadi pembakaran pada benda kerja yang akan mempengaruhi tegangan dan
strukturnya
3.
Antara butiran dan perekat yang
digunakan bisa menyatu dengan baik
4.
Punya porositas yang merata
|
|
Mikrokristal yang dipakai untuk batu gerinda
adalah sinterkorund, karena bisa tajam dengan sendirinya. Sedangkan yang normal
korund sering tumpul.
|
|

Dengan penggunaan
sinterkorund ini ada beberapa keuntungan yaitu :
1.
Pemakaian batu gerinda bisa tahan
lama
2.
Perubahan ukuran batu gerinda
dengan benda pada saat pemakanan, sedikit sekali
3.
Tetap tajam terus
4.
Diameter tidak cepat terkurangi
5.
Tidak banyak waktu yang terbuang
untuk ganti batu gerinda
|
|
|
|
|
|
|

Material
dari batu gerinda selain dari bahan korund ada juga silicium carbid dan
diamant.
Spesifikasi
dari materialnya adalah
Material batu gerinda

|
|
|
|
|
|
|

Gambar
tatal yang dihasilkan oleh batu gerinda
2. Bentuk bahan dari batu
gerinda
Bentuk dari serbuk yang digunakan untuk batu gerinda sangat menentukan
terhadap ketajaman dari batu tersebut. Dengan demikian sangat baik juga untuk
menentukan kehalusan benda. Bentuk dari material atau bahan seperti korund
adalah bentuk memuncak (ujung lancip), monokristal dan polikristal.

Gambar perusakan pada batu gerinda Gambar bentuk material dari batu gerinda
Dari
bentuk kristal bahan untuk batu gerinda ini diharapkan pecahan hanya sebagian
dari kristal tersebut kemudian seluruhnya.
3. Ukuran dari bahan batu
gerinda (korund)
Besar kecil dari ukuran bahan batu gerinda sangat menentukan porositas
dan kehalusan permukaan dari benda yang digerinda. Klasifikasi dari besarnya
ukuran adalah :
Tabel besar dari korund
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|

4. Kekerasan
Tingkat kekerasan dari suatu batu gerinda tidak saja tergantung dari
bahan yang dipakai (material utama) tetapi sangat tergantung dari lem perekat
yang dipakai dan cara pembakarannya. Jadi batu gerinda yang lunak dari material
yang lunak dan perekat yang lunak pula.
Tabel kekerasan dari korund
Lambang huruf Kekerasan
A
B C D Sangat lunak
sekali
E
F Sangat
lunak
G
H Lunak
J
K L Sedang
M
N O P Keras
Q
R S T Sangat
keras
U
V W X Y Z Sangat keras
sekali
5. Struktur
Setiap batu gerinda ada porositas. Tingkat porositas besarnya
dihasilkan dari gaya pengepresan. Dalam pengepresan dari 1 – 9 dikatakan dalam
taraf porositas yang normal. Untuk tingkat porositas sampai 20, berarti semakin
besar porositasnya. Struktur yang besar punya poros yang besar pula. Struktur
harus mempunyai kontak terbuka agar setiap penggerindaan korundnya punya bidang
kontak.
|
|
|

Struktur tertutup Struktur
terbuka
Gambar dari struktur batu gerinda
6. Perekat pada batu gerinda
Perekat
atau lem yang digunakan dalam batu gerinda bisa diklasifikasikan dalam:
Tabel Jenis perekat pada batu gerinda

Batu gerinda dengan perekat keramik punya porositas yang bagus dan
punya daya tahan yang bagus. Perekat plastik mengikat korund sangat kuat
sehingga bisa menahan gaya penggerindaan yang tinggi. Setiap jenis perekat yang
dipakai akan menentukan sekali dalam penggunaan pendingin pada proses
penggerindaan.
Derajat kekerasan
Yang disebut derajat kekerasan ialah perlawanan butir pengasah terhadap
usaha untuk memecah lepasnya dari ikatan. Penamaan kekerasan ini tidak
mengutarakan sesuatu mengenai kekerasan pribadi butiran pengasah di dalam
kaitannya dengan kekuatan ikatan.Pembelahan dan perpecahan butiran justru
memungkinkan penjaman cakram dan pengasahan dingin yang dikehendaki.
Jika pengausan butiran berlangsung lebih cepat dari penghancuran bahan
pengikat, maka ikatan terlalu keras. Cakram melumas, “menebal” dan hasil
pengasahan memperoleh cacat bakar. Sebaiknya jika pelumasan bahan ikatan
terjadi lebih cepat dari penumpulan butiran, maka butiran yang masih mampu
menyayat lebih dini kehilangan pegangannya sehingga akhirnya terlepas sama sekali
dari ikatan. Akibat terlalu lunaknya sebuah cakram ialah tingkat keausan yang
tinggi dan kurangnya kelanggengan bentuk.
Pada pengasahan kasar, penajaman diri cakram berlangsung seiring dengan
penumpulan butir akibat tekanan serpih yang meningkat. Pada pengasahan halus
yang disertai tuntutan istimewa akan penepatan ukuran dan profil, pencopotan
butiran yang tumpul diselenggarakan di dalam jangka waktu tertentu (waktu tahan
– jarak tahan) dengan pertolongan perkakas khusus (dresser).
Disini dibutuhkan ikatan yang lunak yang memudahkan pencopotan butiran
yang terkikis. Namun jika pelumatan bahan perekat berlangsung lebih cepat dari
pengausan butiran pengasah, maka cakram akan terlalu lembek dan terlalu cepat
aus.
Patokan kasar : bahan
yang keras – cakram asah lunak
Bahan
yang lunak – cakram asah keras
7. Jenis bentuk batu gerinda
Dari
batu gerinda yang ada di pasaran dapat dikelompokkan :
|
1 Batu
gerinda datar
6 Batu gerinda
silindris permukaan
12 Batu gerinda
jenis piring
52 Batu gerinda
jenis bertangkai
Dari
bentuk dasar tersebut bisa dikembangkan menjadi berbagai macam sesuai dengan
kebutuhan.
8. Kode pada batu gerinda
Dari
bermacam – macam produk yang ada di pasaran, supaya bisa seragam, maka dibuat
lambang penomoran secara internasional (ISO)
DIN 69125 – 1 – 450 X 100 X 127 – A 60 K – 8 V –
40
1 : Bentuk 1 gerinda datar
450 : Diameter batu
100 : Lebar batu
127 : Diameter lubang bor
A : Bahan batu gerinda (korund)
60 : Korund 60/inch
K : Tingkat kekerasan K = lunak
8 : Struktur 8 = tengah
V : Perekat = keramik
40 : Kecepatan langkah 40 m/s
Namun
ada juga sedikit penyesuaian dengan pabrik pembuatnya seperti pada batu gerinda
buatan Winterthur. Penomorannya adalah :
|
|
|
|
|
|
|

Sedangkan
warna pada batu gerinda menunjukkan :
Biru :
untuk 50 m/s
Kuning: untuk 63 m/s
Merah : untuk
80 m/s
Hijau :
untuk 100 m/s
Hijau
/ biru :
untuk 125 m/s
E. PENGOPERASIAN BATU GERINDA
Apabila batu gerinda akan dipasang, maka harus kita perhatikan atau
pengujiannya adalah :
1.
Pengujian dari penglihatan mata,
dalam hal ini kita harus cermat, apakah batu gerinda tersebut ada yang retak.
Hal ini berkaitan dengan transport juga penggudangan.
2.
Pengujian bunyi; pada permukaan
batu dipukul secara pelan dengan palu karet dan di dengarkan bunyinya apakah
sama pada setiap bagian. Awas jangan dipukul dengan palu besi. Caranya lubang
poros dipegang oleh tangan dan dipukul secara pelan.
3.
Pengujian balance (Kerataan bidang
lingkar); Pengujian balance ini sangat penting karena berhubungan dengan poros
dan gaya sentrifugal. Cara pengetesannya, batu gerinda dipasangkan pada poros
dan diletakkan pada dua roda, kemudian diputar dan dilihat balancingnya. Bagian
yang berat ditandai dan dalam pemasangan harus diperhatikan pula.
Pemasangan batu gerinda pada
mesinnya adalah :
1.
Dilihat kertas dari batu jangan
sampai terkelupas
2.
Melepas batu yang lama, kalau
sulit bisa diberi penetran WD 40 agar mudah penghilang karat
3.
Memasang batu gerinda yang baru
dan perhatikan bagian yang ditandai tadi
4.
Pengencangan baut harus
bersilangan supaya tidak miring dari batu batu gerinda atau dengan kunci
spesial untuk penguncinya
5.
Batu gerinda diputar dan digores
(dreser) dengan batu intan yang ada di mesin gerinda tersebut
6.
Dilihat tingkat balancingnya dan
sebaiknya di balance lagi dengan menggeser tiga pembalance yang ada
7.
Percobaan jalan tanpa beban dengan
kecepatan maksimal
F. KESELAMATAN KERJA PADA MESIN GERINDA
Keselamatan yang dimaksud disini adalah jangan sampai operator
mengalami kecelakaan kerja karena tidak mengetahui cara mengoperasikan dan pemakaian
alatnya.
1.
Operator harus memakai kaca mata,
hal ini karena serbuk dari hasil gerinda dan air pendingin bertebaran di
sekitar mesin
2.
|
|
Saat mendreser, posisi dreser (batu intan) harus
lebih rendah 50 – 150 dari kedataran batu gerinda
3.
Besi penjepit logam harus 1/3
diameter batu gerinda

Cara pemasangan batu
gerinda

4.
Sebelum gerakan pemakanan, maka
batu gerinda tersebut harus dicoba putar dulu sekitar 3 – 5 menit
Penyimpanan
dari batu gerinda adalah yang berat di bawah dan peletakannya sebaiknya
berdiri. Waktu untuk penyimpanan sebaiknya tidak lebih dari 3 tahun.
|

G. LANGKAH KERJA MESIN GERINDA DATAR
Langkah
kerja pada mesin gerinda datar adalah :
1.
Menekan atau menghidupkan saklar
utama dari listrik
2.
Menekan tombol untuk menghidupkan
pompa hidroliknya
3.
Menarik pompa untuk pelumasan bet
4.
Memutar batu gerinda dengan cara
menekan tombol yang ada sekitar 3 menit
5.
Sambil mempersiapkan ragum yang
mau dipakai dan melihat posisi pemasangan dan pengaturan panjang langkah dan
lebar gerakan
6.
Tekan tombol untuk menghentikan
dari putaran batu gerinda dan hidroliknya
7.
Naikkan ketinggian batu, bersihkan
meja dan pasang ragum. Hidupkan tombol untuk magnet. Penjepitan benda sebaiknya
di posisikan pada tengah dari meja
8.
Mengatur panjang langkah dengan
menggeser penyetel dan juga lebar gerakannya
9.
Menekan tombol hidrolik dan
menghidupkan saklar gerakan melintang atau memanjang. Melihat lagi apakah jarak
awal 20 mm dan jarak akhir 10 mm. Hal ini untuk pergeseran dari batu gerinda
agar punya awalan yang baik. Mengatur pula lebar dari gerakan menyamping yang
itu batasanya dari separuh tebal batu gerinda
10.
Memulai menggerinda dengan
menurunkan batu gerinda mendekati benda kerja. Kalau sudah mengenai dari benda,
maka jangan ditambah dulu, biarkan sampai semua permukaan benda terkena gerakan
dari gerakan batu gerinda, karena hal ini dimungkinkan ada bagian yang tidak
rata.
11.
Menambah kedalaman pemakanan yaitu
kalau pengasaran 0,04 mm dan untuk finishing 0,02 mm dan lebar pergeserannya
juga diperkecil.
12.
Dikontrol apakah sudah rata atau
semua permukaan sudah terkena, dengan cara menghentikan tombol gerakan,
mematikan pompa hidrolik dan menaikkan sedikit dari batu gerinda
13.
Kalau sudah terkena semua maka
benda dilepas dari ragum. Apabila benda yang digerinda tersebut 4 sisi, maka
dengan membalik sisi lainnya. Apabila hanya 2 sisi, maka lepas dan ambillah
ragum tersebut dengan mematikan magnet listriknya. Cara melepasnya dengan
mengangkat ke atas, tidak menggeser karena akan merusak meja mesin
14.
Meletakkan benda kerja pada meja
(sebelumnya dibersihkan dulu) dan menghidupkan magnetnya
15.
Lakukan seperti bagian pertama
tadi
16.
Mengontrol kepresisian, ukuran,
kehalusan apakah sudah sesuai dengan gambar
17.
Membersihkan meja dan mesin,
sebaiknya untuk meja diberi WD 40 anti karat
H. Pendinginan
Pada setiap pengasahan akan terjadi panas. Serpih yang dihasilkan akan
mempunyai suhu sampai 20000 C. Sehingga panas ini harus segera
didinginkan dengan cairan asah (pendingin).
1. Fungsi cairan pendingin :
a.
Meningkatkan mutu permukaan
b.
Peningkatan kecepatan kerja
c.
Pengurangan gesekan
d.
Mencegah pemuaian
2. Pendingin yang dipakai pada mesin gerinda
sebaiknya memenuhi persyaratan :
a. Bisa mendinginkan dari proses penggerindaan,
sehingga tidak membakar dari benda kerja
b. Bisa mencuci atau membuat bagus permukaan
benda kerja
c. Anti karat
d.
Tidak ada minyak, karena kalau minyak justru akan membuat gesekan antara
benda dan batu gerinda
e. Tidak membuat batu gerinda menjadi rapuh
3. Sifat cairan pendingin :
a.
Mencegah karat
b.
Tidak mudah menguap
c.
Mampu membersihkan serpihan di
batu gerinda
d.
Kekentalan rendah
4. Pemancaran cairan pendingin
Pemancaran cairan ini penting sekali karena kalau terlalu lambat, maka
cairan tidak mampu membersihkan serpihan yang menempel pada batu gerinda.
Sebaiknya suatu cakram yang lebarnya 20 mm diperlukan 20 lt per menit.

Keterangan
a.
Peletakan cairan pendingin yang
salah (penyemprotannya memantul)
b.
Cairan pendingin yang kurang
menempel
c.
Peletakan yang baik karena
pancarannya betul dan melekat dengan baik
d.
Pemancar media pendingin untuk
pengasahan kapasitas tinggi
e.
Pemancar media pendingin untuk
pengasahan tekanan tinggi
5. Campuran Air Pendingin
Ada bermacam – macam pendingin yang dijual di pasaran, tetapi kita bisa
membuat sendiri dari campuran :
Air = 50 lt
Soda = 0,5 kg
Bourax =
0,75 kg
Sabun =
0,125 kg
Jadi
dengan campuran ini kita bisa membuat sendiri untuk mesin gerinda tanpa harus
membeli pendingin yang sudah jadi.
I. Langkah gerakan pada gerinda
Gerakan utama Vs dilakukan oleh cakram asah yang berputar
dengan angka putaran tetap. Oleh karena itu kecepatan sayat ialah kecepatan
keliling cakram asah yang besarnya tidak dinyatakan dalam m/menit melainkan
m/s. Cakram menyayat pada kelilingnya (pengasahan mantel atau pengasahan
periferi) atau dengan bidang sisinya (pengasahan muka).
Gerakan laju Vw dilakukan oleh benda kerja atau oleh cakram
asah bergantung kepada jenis konstruksi mesin asah. Pada pengasahan bidang, ia
merupakan gerakan kian kemari (siklus), pada pengasahan bidang meja bundar
merupakan gerakan keliling benda kerja (penggandengan bundar). Kecepatan laju
dinyatakan dalam m/menit dan harus merupakan bilangan yang mempunyai hubungan
tertentu terhadap kecepatan sayat (perbandingan kecepatan q = Vs : Vw).
Besar kecepatan laju menentukan tebal serpih hg. Perbandingannya
terhadap kecepatan sayat menentukan besar serpih yang terambil oleh tiap butir
asahan. Peningkatan kecepatan laju pada kecepatan sayat yang tetap menghasilkan
pengasahan yang lebih kasar.
Gerakan memanjang s (penggandengan memanjang atau laju samping) ialah
pergeseran cakram asah atau benda kerja pada arah tegak lurus terhadap gerakan
laju. Ia akan mutlak perlu bila lebar pengasahan pada benda kerja lebih besar
dari pada lebar badan pengasah. Maka cakram asah bergerak ke samping sejauh
kira – kira lebar cakram setelah penyelesaian setiap siklus atau siklus ganda
pada pengasahan bidang (cara pengasahan beralih). Pada pengasahan bundar, laju
samping berlangsung seragam sepanjang benda kerja (pengasahan memanjang atau
pengasahan laju).
Besar penggandengan memanjang – pada pengasahan bidang dalam mm/siklus,
pada pengasahan bundar dalam mm/putaran benda kerja – bergantung kepada lebar
cakram (pengasahan keliling) atau kepada garis tengah lingkaran babatan
(pengasahan muka). Jika cakram asah meliput keseluruhan lokasi pengasahan di
dalam satu siklus penggarapan, maka tidak perlu ada penggandengan memanjang
(pengasahan benam).
Gerakan penyetelan a digunakna untuk mengatur kedalaman tusukan. Pada
umumnya ia berjalan setelah penyelesaian satu siklus pengasahan (penyusuran
seluruh bidang pengasahan oleh badan pengasah). Dalam hal ini dipakai istilah
“Penyetelan” yang diukur dalam µm (1 mikrometer = 0,001 mm).
Pada pengasahan bundar – benam dan pengasahan penggal dilangsungkan
penggarapan dengan “laju penyetelan” sampai akhir pemotongan, artinya cakram
asah bergerak dengan kecepatan tetap dan berkesinambungan ke dalam benda kerja.
SILINDRICAL GRINDING (GERINDA
SILINDER)
A. PENDAHULUAN
Gerinda silindris adalah gerinda dengan benda kerja bulat untuk
mengurangi diameter dari benda kerja yang berbentuk silinder. Dalam hal ini
bisa silinder pejal (Ø luar) silinder tengahnya lubang (Ø dalam) atau juga
exentrik. Semakin besar batu gerinda yang digunakan , maka semakin besar pula
sudut kontak (e) pada benda kerja.

Busur
sentuhan pada pengasahan bundar
B. PENGASAHAN
Ada
beberapa prinsip dalam pengasahan :
a. Pengasahan memanjang
Benda kerja berputar dan dengan meja digerakkan longitudinal sepanjang
benda kerja tersebut. Dalam hal ini bisa batu gerinda yang bergerak, bisa juga
benda yang bergerak.

Pengasahan
memanjang
|
Kecepatan laju benda kerja (kecepatan
pergeseran):
Keterangan
:
nw : Kecepatan putaran benda kerja (rpm)
vw : laju
benda kerja (m/menit)
d
: diameter benda kerja (mm)
b. Pengasahan benam (maju)
Batu gerinda digerakkan muju ke benda kerja sampai pada batas ukuran
yang ditentukan, kemudian batu gerinda dimundurkan lagi. Batu gerindadi geser
ke samping dan dimajukan lagi, seperti awal. Untuk ini majunya batu gerinda
harus ditahan pada diameter yang diinginkan sampai tidak ada percikan bunga
api.
Penggerindaan
ini biasa digunakan untuk gerinda profil, tirus.


Untuk
pengasahan tirus, maka benda kerja harus dimiringkan. Dalam hal ini penyetingan
kemiringan dengan memiringkan meja.
C. Pengasahan Tirus
Rumus
dipakai untuk memiringkan meja :
|
D = Ø besar tirus
d = Ø kecil tirus
1/K = Ketirusan
L = Sumbu poros tanjap hingga ujung meja
∞/2 = Sudut tirus

Gambar posisi pemasangan tirus
D. Langkah kerja pengasahan
1.
Benda kerja harus sudah di center,
dipasang lathe dog (posisi seerti bubut diantara 2 center)
2.
Cek dulu ukuran benda kerja,
perkirakan tebal pemakanan
3.
Pasang benda kerja diantara 2
center
4.
Putar benda kerja dan batu gerinda
5.
Majukan benda kerja sampai
menyentuh batu gerinda
6.
Nolkan skala untuk gerakan maju
benda kerja
7.
Gerakkan secara memanjang meja
(benda kerja)
8.
Majukan lagi benda kerja sampai
tepat ukurannya
9.
Gerakkan secara longitudinal /
memanjang meja (benda kerja)
10.
Kontrol semua ukuran yang ada
11.
Lepas benda kerja dan bersihkan
mesin
GERINDA
MATA BOR
Gerinda
mata bor dilakukan apabila :
·
Mata bor sudah tumpul
·
Merubah sudut mata bor
·
Merubah bentuk mata bor
Sudut
dan bentuk dari mata bor bermacam – macam tergantung dari material yang
nantinya akan dibor.
|
MESIN
GERINDA TOOL
EQUIPMENT ASAH BOR
|
BENTUK MATA BOR
Bentuk
mata bor yang ada ditentukan sesuai tujuan atau material yang digunakan dan bentuknya.
Profil
mata bor standar :



|
Bentuk mata bor :
a.
Bentuk normal untuk bor mildsteel
b.
|
|
Bentuk normal dengan pengecilan besar belahan;
pengecilan besar belahan untuk mempermudah mencari titik pusat. Hal ini untuk
pengeboran permulaan
c.
|
Dengan penggerindaan punggung mata potong untuk
material lunak, sehingga kecepatan potong tidak terhalang punggung mata bor
d.
Menchamfer mata potongnya untuk
besi tuang
|
e.
Mata potong dasar ada center untuk
material yang tipis
Penampakan
yang lebih jelas untuk 2 mata dengan pengasahan 4 sisi
Bentuk
ini untuk material yang lunak contoh : teflon aluminium, dinding


Tabel
sudut pengasahan dan sudut spiral bor
|
No
|
Material
|
Sudut spiral
|
Sudut mata bor
|
Sudut punggung
|
No. Bor
|
Jenis bor
|
|
γ2
|
φ
|
Α1
|
||||
|
1
|
Mildsteel, teg tarik s/d 90 kg/mm2
|
25 – 300
|
1180
|
100
|
1
|
![]() |
|
2
|
Besi tuang, baja tuang
|
18 – 250
|
1180
|
1180
|
4
|
![]() |
|
3
|
Aluminium, tembaga, teflon, kertas keras
|
35 – 400
|
1400
|
8 – 100
|
3
|
![]() |
|
4
|
Kuningan
|
10 – 150
|
1180
|
8 – 100
|
2
|
![]() |
|
5
|
Plastik keras, eternit
|
10 – 150
|
800
|
80
|
2
|
![]() |
|
6
|
Hexiglas
|
10 – 150
|
1400
|
80
|
2
|
![]() |
|
7
|
Plat tipis, benda tipis
|
25 – 300
|
1800
|
100
|
5
|
|
Langkah kerja asah bor
1.
Lihatlah diameter mata bor yang
akan diasah
2.
Carilah kolet sesuai dengan Ø mata
bor
3.
Memasang equipment asah bor

4.
Memasang batu gerinda Ø 175 x 30 x
32
5.
Memasang kolet
6.
Memasang bor pada kolet
7.
Menggeser sudut asah pahat /
kemiringan pengasahan
900 = untuk center
1180 = untuk mildsteel
1300 = untuk aluminium
8.
Mengeset posisi mata pahat dengan
stoper (sesuai dengan diameter bor terpasang ) dan dikencangkan posisi stoper
sejajar dengan mata bor, kemudian diputar ke atas ± 150.
9.
Mendekatkan bor pada batu gerinda
+ 1 mm
10.
Memutar batu gerinda berlawanan
arah mata potong
11.
Mendekatkan bor dengan batu
gerinda sampai makan
12.
Menggerinda satu sisi dulu sampai
tajam
13.
Mengenolkan skala yang dimajukan
14.
Mematikan putaran batu gerinda dan
memutar mundur mata bor satu putaran
15.
Memutar sisi sebelah bor dengan
menaikkan pen dan memutar ditanda 2/4
16.
Memulai seperti sisi yang satunya
17.
Mengecek apakah sudah benar bentuk
mata bornya
ASAH
PISAU ENDMILL / JARI
Asah
pisau jari ada 3 posisi utama :
a.
|
Bagian bawah
b.
Bagian samping / ulir
c.
|
Bagian alur tatal
|
- Panjang spiral
- Sudut spiral
- Sudut tatal
- Sudut bebas
- Sudut mata pisau
- Radius alur
- Bentuk Alur
Cara
pengasahan :
Bagian
samping / ulir
1.
|
Pasanglah batu gerinda bentuk

2.
Memasang pisau endmill, mensetting
lurus dengan stoper tingginya
![]() |
3.
Memiringkan tangkai dasar sudut ±
½ dari besar ulir pada pisau endmll (steigung) bisa ditulis Stg atau Lead
4.
Mengecek dengan dial indikator
apakah gerakan ulir sudah nol terhadap dial

5.
Memiringkan batu gerinda
|

6.
Dekatkan pisau dengan batu gerinda
7.
Putar batu gerinda berlawanan
dengan mata potong. Lakukan pemakanan jangan terlalu tebal
8.
Cek dulu apakah sudah benar
pemakanannya
9.
Putar pisau endmill dengan memutar
bagian belakang dari pemegangnya
10.
Lakukan sampai semua sisi tajam




















10% Off - Titanium Wire - Titanium Robotics
BalasHapusThis website uses cookies. You agree to the use titanium band rings of cookies here. By continuing to use titanium pot this website, you where is titanium found agree to the use of titanium tv the use of the 토토 사이트 추천 cookies in accordance
t527l3zghov879 realistic dildo,anal toys,dildos,realistic dildos,custom sex doll,black dildos,vibrators,dog dildo,realistic dildo l589j6epnpu248
BalasHapusm407c3qcggh522 women sexy toys,vibrators,anal toys,sex chair,penis pumps,women sexy toys,dildo,dual stimulator,dog dildo g965t1apwqw401
BalasHapusg230u1ruoee461 black dildos,horse dildo,masturbators,dildos,cheap sex toys,vibrators,sex chair,huge dildos,finger vibrator z099r3ltzsw538
BalasHapusr858a9ayzdt036 vibrators,vibrating dildos,dog dildo,dildo,Panty Vibrators,glass dildos,penis rings,realistic dildo,sex chair t684k0uotno340
BalasHapus