Senin, 05 Agustus 2013

gerinda




G E R I N D A
.
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia teknologi membutuhkan berbagai alat bantu dan mesin yang baik pula. Semua produk yang dipasarkan mengarah ke bentuk yang indah dan desain kepresisian, kegunaan, kecanggihan dan harga. Untuk bentuk yang indah bisa dicapai dengan desain, pewarnaan, pemakaian bahan dan finishing. Kepresisian adalah ketepatan ukuran dengan toleransi yang diperbolehkan.
Yang penting lagi dalam suatu komponen adalah tingkat kehalusan. Misalnya pada sistem hidrolik, poros dan suaian yang lain. Kehalusan (N) dari komponen yang sulit dicapai hanya dengan mesin bubut atau frais. Hal ini bisa digunakan pada mesin gerinda untuk mengatasi masalah kehalusan ini.
Pada industri – industri dan bengkel perkakas yang membuat silinder hidrolis, poros, suaian tinggi, penggunaan mesin gerinda ini menjadi sangat penting.
Gerinda/Pengasahan termasuk cara pemberian bentuk dengan mengelupaskan serpih. Sebagai perkakas digunakan sebuah cakram asah yang padat dan berputar. Permukaan cakram asah ini dipenuhi sejumlah besar tonjolan butir asahan yang kecil dan berpinggiran runcing. Butir ini berfungsi sebagai penyayat berbentuk pasak yang mengambil serpih secara mengaruk (sudut serpih negatif). Namun untuk penyayatan tidak dapat disebutkan bentuk yang pasti. Pada gerakan kerja yang diperlukan (gerakan utama, laju dan penyetelan), sisi penyayat pada butir mengambil sejumlah besar serpih yang sangat halus dan berbentuk koma dari permukaan benda kerja
A.  Mesin Gerinda
Fungsi utama dari mesin gerinda ada tiga yaitu membuat :
  1. Kepresisian ukuran
  2. Kehalusan permukaan
  3. Mengerjakan dengan tingkat kekerasan material yang tinggi, yang itu sulit kalau dikerjakan dengan mesin bubut atau frais.
Keterangan :
Hs        :  Saklar utama
H         :  Piringan penurun batu gerinda
Fq        :  Pengunci arah melebar
Sm       :  Saklar magnet
G         :  Lampu indikator power saklar utama
Ds        :  Tombol spindel putaran batu gerinda
Dh        :  Tombol penghidup pompa hidrolik
Dk       :  Pompa cairan pendingin
Lm       :  Lampu magnet
F          :  Lubang pengisi oli untuk spinel
S          :  Kontrol oli
Dst       :  Tombol blower
Rl         :  Pemutar untuk mengatur kecepatan langkah
El         :  Handel untuk arah memanjang
Kq       :  Pemutar untuk mengatur gerakan yang melebar
Eq        :  Handel untuk arah melebar
Iq         :  Mengatur lebar pergeseran batu dari gerakan yang melebar
Al I      :  Stoper panjang langkah yang kiri
Nl I      :  Baut pengatur
L          :  Piringan penggerak awal untuk panjang langkah dari meja
Sl         :  Saklar off pada hidrolik untuk gerakan memanjang
Dl I      :  Saklar penghenti yang meja akan berhenti pada sisi kiri
Dl II     :  Saklar penghenti yang meja akan berhenti pada sisi kanan
Al II     :  Stoper panjang langkah yang kanan
Nl Ii     :  Baut pengatur
Nq I     :  Stoper lebar pergeseran yang kiri
Nq I     :  Stoper lebar pergeseran yang kanan
Sq        :  Saklar off pada hidrolik untuk gerakan melebar
Dq I     :  Saklar penghenti yang meja akan berhenti arah menjauhi kita
Dq Ii    :  Saklar penghenti yang meja akan berhenti arah mendekati kita
Q         :  Piringan penggerak meja arah melebar




B.  PROSES PEMBUATAN BATU GERINDA
Berbagai industri yang memproduk batu gerinda punya konsekuensi :
1.      Material dan proses produksi tidak meracuni lingkungan
2.      Limbah tidak beracun
3.      Hemat energi
4.      Sisa produksi bisa dipakai lagi (recycling)

Proses untuk membuat batu gerinda dan kontrolnya :
1.      Penganalisissan material
2.      Penimbangan
3.      Penuangan dan pencampuran material
4.      Pengepresan
5.      Proses pengontrolan untuk berat dan ukuran
6.      Pengeringan dan pembakaran
7.      Uji kekerasan
8.      Penggerindaan bentuk / profil
9.      Uji balancing
10.  Uji jalan / kerja
11.  Pengujian terakhir
12.  Pengepakan dan pengiriman




C.  BATU GERINDA
Material yang digunakan untuk membuat batu gerinda adalah
1.      Korund; untuk bahan utama batu gerinda
2.      Perekat; untuk merekatkan korund
3.      Air; untuk memperbaiki ikatan dari korund tersebut
4.      Bahan tambah lain (misal Silicium karbid, intan, dll yang itu sesuai dengan spesifikasi batu gerinda); untuk menambah kekuatan dan fungsi dari batu gerinda tersebut.

D. Hal – hal yang berkaitan dengan batu gerinda adalah
1.      Porositas
Porositas dihasilkan dari ikatan biji atau sebuk dengan bahan sintetis lain supaya batu gerinda punya pori – pori. Mengapa porositas penting pada batu gerinda :
a.       Agar pendinginan lebih baik
b.      Dengan porositas, maka serpihan mudah terlepas
Dua hal tersebut yang menjadi hal penting dalam pembuatan batu gerinda. Dalam proses penggerindaan harus terpecah menjadi serpihan (butiran kecil) dan yang tumpul hilang kumudian sisa pecahannya menjadi tajam sendiri. Apabila butiran yang tumput tersebut tidak segera terlepas, maka batu gerinda akan terbakar, karena hanya menggesek. Kedalaman pemakanan gerinda juga akan memperbesar luasnya kontak antara batu gerinda dan benda kerja. Dari itu akan mempengaruhi gaya penggerindaan.

Porositas bahna sinter
 
Standard – Struktur
 
 


Keterangan :
Vc        :  Kecepatan putar batu gerinda (rpm)
ae         :  Kedalaman pemakanan (mm)
Vw       :  Kecepatan gerak benda kerja (m/s)
Ak       :  Lebar kontak batu gerinda dengan benda (mm2)

Batu gerinda yang digunakan diharapkan agar :
1.      Butiran dari pecahan batu gerinda tidak menempel pada benda kerja
2.      Pada saat menggerinda tidak terjadi pembakaran pada benda kerja yang akan mempengaruhi tegangan dan strukturnya
3.      Antara butiran dan perekat yang digunakan bisa menyatu dengan baik
4.      Punya porositas yang merata

Tumpul
 
Tajam sendiri
 
Mikrokristal yang dipakai untuk batu gerinda adalah sinterkorund, karena bisa tajam dengan sendirinya. Sedangkan yang normal korund sering tumpul.
Sinterkorund
 
Normal Korund
 

Dengan penggunaan sinterkorund ini ada beberapa keuntungan yaitu :
1.      Pemakaian batu gerinda bisa tahan lama
2.      Perubahan ukuran batu gerinda dengan benda pada saat pemakanan, sedikit sekali
3.      Tetap tajam terus
4.      Diameter tidak cepat terkurangi
5.      Tidak banyak waktu yang terbuang untuk ganti batu gerinda
Perontokan kecil
 
Perontokan besar
 

 
Perontokan tatal
 
Lem (perekat)
 
Biji korund
 
Pori-pori
 
Material dari batu gerinda selain dari bahan korund ada juga silicium carbid dan diamant.
Spesifikasi dari materialnya adalah
Material batu gerinda
Ruang porositas
 
Tatal
 
Text Box: Kedalaman
Korund
 
Benda kerja
 
Perekat
 
Batu gerinda
 
Sudut tatal
 
Gambar tatal yang dihasilkan oleh batu gerinda

2.      Bentuk bahan dari batu gerinda
Bentuk dari serbuk yang digunakan untuk batu gerinda sangat menentukan terhadap ketajaman dari batu tersebut. Dengan demikian sangat baik juga untuk menentukan kehalusan benda. Bentuk dari material atau bahan seperti korund adalah bentuk memuncak (ujung lancip), monokristal dan polikristal.
Gambar perusakan pada batu gerinda         Gambar bentuk material dari batu gerinda

Dari bentuk kristal bahan untuk batu gerinda ini diharapkan pecahan hanya sebagian dari kristal tersebut kemudian seluruhnya.
3.      Ukuran dari bahan batu gerinda (korund)
Besar kecil dari ukuran bahan batu gerinda sangat menentukan porositas dan kehalusan permukaan dari benda yang digerinda. Klasifikasi dari besarnya ukuran adalah :
Tabel besar dari korund
Sedang
 
Sangat Halus
 
Halus
 
Besar
 
Sangat besar
 
Sampai
 
Dari
 
Sampai
 
Dari
 
Ukuran        mm
 
Ukuran        mm
 
   
4.      Kekerasan
Tingkat kekerasan dari suatu batu gerinda tidak saja tergantung dari bahan yang dipakai (material utama) tetapi sangat tergantung dari lem perekat yang dipakai dan cara pembakarannya. Jadi batu gerinda yang lunak dari material yang lunak dan perekat yang lunak pula.
Tabel kekerasan dari korund
Lambang huruf  Kekerasan
A B C D                         Sangat lunak sekali
E F                                  Sangat lunak
G H                                 Lunak
J K L                              Sedang
M N O P                                    Keras
Q R S T                          Sangat keras
U V W X Y Z                 Sangat keras sekali

5.      Struktur
Setiap batu gerinda ada porositas. Tingkat porositas besarnya dihasilkan dari gaya pengepresan. Dalam pengepresan dari 1 – 9 dikatakan dalam taraf porositas yang normal. Untuk tingkat porositas sampai 20, berarti semakin besar porositasnya. Struktur yang besar punya poros yang besar pula. Struktur harus mempunyai kontak terbuka agar setiap penggerindaan korundnya punya bidang kontak.
Korund
 
Pori-pori
 
Perekat
 
                Struktur tertutup                                           Struktur terbuka
Gambar dari struktur batu gerinda

6.      Perekat pada batu gerinda
Perekat atau lem yang digunakan dalam batu gerinda bisa diklasifikasikan dalam:
Tabel Jenis perekat pada batu gerinda
Batu gerinda dengan perekat keramik punya porositas yang bagus dan punya daya tahan yang bagus. Perekat plastik mengikat korund sangat kuat sehingga bisa menahan gaya penggerindaan yang tinggi. Setiap jenis perekat yang dipakai akan menentukan sekali dalam penggunaan pendingin pada proses penggerindaan.

Derajat kekerasan
Yang disebut derajat kekerasan ialah perlawanan butir pengasah terhadap usaha untuk memecah lepasnya dari ikatan. Penamaan kekerasan ini tidak mengutarakan sesuatu mengenai kekerasan pribadi butiran pengasah di dalam kaitannya dengan kekuatan ikatan.Pembelahan dan perpecahan butiran justru memungkinkan penjaman cakram dan pengasahan dingin yang dikehendaki.
Jika pengausan butiran berlangsung lebih cepat dari penghancuran bahan pengikat, maka ikatan terlalu keras. Cakram melumas, “menebal” dan hasil pengasahan memperoleh cacat bakar. Sebaiknya jika pelumasan bahan ikatan terjadi lebih cepat dari penumpulan butiran, maka butiran yang masih mampu menyayat lebih dini kehilangan pegangannya sehingga akhirnya terlepas sama sekali dari ikatan. Akibat terlalu lunaknya sebuah cakram ialah tingkat keausan yang tinggi dan kurangnya kelanggengan bentuk.
Pada pengasahan kasar, penajaman diri cakram berlangsung seiring dengan penumpulan butir akibat tekanan serpih yang meningkat. Pada pengasahan halus yang disertai tuntutan istimewa akan penepatan ukuran dan profil, pencopotan butiran yang tumpul diselenggarakan di dalam jangka waktu tertentu (waktu tahan – jarak tahan) dengan pertolongan perkakas khusus (dresser).
Disini dibutuhkan ikatan yang lunak yang memudahkan pencopotan butiran yang terkikis. Namun jika pelumatan bahan perekat berlangsung lebih cepat dari pengausan butiran pengasah, maka cakram akan terlalu lembek dan terlalu cepat aus.
Patokan kasar     : bahan yang keras – cakram asah lunak
                             Bahan yang lunak – cakram asah keras
7.      Jenis bentuk batu gerinda
Dari batu gerinda yang ada di pasaran dapat dikelompokkan :
 
1    Batu gerinda datar
6    Batu gerinda silindris permukaan
12  Batu gerinda jenis piring
52  Batu gerinda jenis bertangkai

Dari bentuk dasar tersebut bisa dikembangkan menjadi berbagai macam sesuai dengan kebutuhan.

8.      Kode pada batu gerinda
Dari bermacam – macam produk yang ada di pasaran, supaya bisa seragam, maka dibuat lambang penomoran secara internasional (ISO)
DIN  69125 – 1 – 450 X 100 X 127 – A 60 K – 8 V – 40
1          :  Bentuk 1 gerinda datar
450      :  Diameter batu
100      :  Lebar batu
127      :  Diameter lubang bor
A         :  Bahan batu gerinda (korund)
60        :  Korund 60/inch
K         :  Tingkat kekerasan K = lunak
8          :  Struktur 8 = tengah
V         :  Perekat = keramik
40        :  Kecepatan langkah 40 m/s
Namun ada juga sedikit penyesuaian dengan pabrik pembuatnya seperti pada batu gerinda buatan Winterthur. Penomorannya adalah :
Spesifikasi baru
 
bentuk
 
Putaran batu max (rpm)
 
Ukuran batu
 
No. produksi
 

Kecepatan gerak meja
 
Pabrik pembuat
 
Sedangkan warna pada batu gerinda menunjukkan :
Biru      :  untuk 50 m/s
Kuning:  untuk 63 m/s
Merah  :  untuk 80 m/s
Hijau    :  untuk 100 m/s
Hijau / biru  :  untuk 125 m/s






E.  PENGOPERASIAN BATU GERINDA
Apabila batu gerinda akan dipasang, maka harus kita perhatikan atau pengujiannya adalah :
1.      Pengujian dari penglihatan mata, dalam hal ini kita harus cermat, apakah batu gerinda tersebut ada yang retak. Hal ini berkaitan dengan transport juga penggudangan.
2.      Pengujian bunyi; pada permukaan batu dipukul secara pelan dengan palu karet dan di dengarkan bunyinya apakah sama pada setiap bagian. Awas jangan dipukul dengan palu besi. Caranya lubang poros dipegang oleh tangan dan dipukul secara pelan.
3.      Pengujian balance (Kerataan bidang lingkar); Pengujian balance ini sangat penting karena berhubungan dengan poros dan gaya sentrifugal. Cara pengetesannya, batu gerinda dipasangkan pada poros dan diletakkan pada dua roda, kemudian diputar dan dilihat balancingnya. Bagian yang berat ditandai dan dalam pemasangan harus diperhatikan pula.

Pemasangan batu gerinda pada mesinnya adalah :
1.      Dilihat kertas dari batu jangan sampai terkelupas
2.      Melepas batu yang lama, kalau sulit bisa diberi penetran WD 40 agar mudah penghilang karat
3.      Memasang batu gerinda yang baru dan perhatikan bagian yang ditandai tadi
4.      Pengencangan baut harus bersilangan supaya tidak miring dari batu batu gerinda atau dengan kunci spesial untuk penguncinya
5.      Batu gerinda diputar dan digores (dreser) dengan batu intan yang ada di mesin gerinda tersebut
6.      Dilihat tingkat balancingnya dan sebaiknya di balance lagi dengan menggeser tiga pembalance yang ada
7.      Percobaan jalan tanpa beban dengan kecepatan maksimal

F.  KESELAMATAN KERJA PADA MESIN GERINDA
Keselamatan yang dimaksud disini adalah jangan sampai operator mengalami kecelakaan kerja karena tidak mengetahui cara mengoperasikan dan pemakaian alatnya.
1.      Operator harus memakai kaca mata, hal ini karena serbuk dari hasil gerinda dan air pendingin bertebaran di sekitar mesin
2.     
 
 
Saat mendreser, posisi dreser (batu intan) harus lebih rendah 50 – 150 dari kedataran batu gerinda
          




3.      Besi penjepit logam harus 1/3 diameter batu gerinda

Cara pemasangan batu gerinda

4.      Sebelum gerakan pemakanan, maka batu gerinda tersebut harus dicoba putar dulu sekitar 3 – 5 menit

Penyimpanan dari batu gerinda adalah yang berat di bawah dan peletakannya sebaiknya berdiri. Waktu untuk penyimpanan sebaiknya tidak lebih dari 3 tahun.
 

G.  LANGKAH KERJA MESIN GERINDA DATAR
Langkah kerja pada mesin gerinda datar adalah :
1.      Menekan atau menghidupkan saklar utama dari listrik
2.      Menekan tombol untuk menghidupkan pompa hidroliknya
3.      Menarik pompa untuk pelumasan bet
4.      Memutar batu gerinda dengan cara menekan tombol yang ada sekitar 3 menit
5.      Sambil mempersiapkan ragum yang mau dipakai dan melihat posisi pemasangan dan pengaturan panjang langkah dan lebar gerakan
6.      Tekan tombol untuk menghentikan dari putaran batu gerinda dan hidroliknya
7.      Naikkan ketinggian batu, bersihkan meja dan pasang ragum. Hidupkan tombol untuk magnet. Penjepitan benda sebaiknya di posisikan pada tengah dari meja
8.      Mengatur panjang langkah dengan menggeser penyetel dan juga lebar gerakannya
9.      Menekan tombol hidrolik dan menghidupkan saklar gerakan melintang atau memanjang. Melihat lagi apakah jarak awal 20 mm dan jarak akhir 10 mm. Hal ini untuk pergeseran dari batu gerinda agar punya awalan yang baik. Mengatur pula lebar dari gerakan menyamping yang itu batasanya dari separuh tebal batu gerinda
10.  Memulai menggerinda dengan menurunkan batu gerinda mendekati benda kerja. Kalau sudah mengenai dari benda, maka jangan ditambah dulu, biarkan sampai semua permukaan benda terkena gerakan dari gerakan batu gerinda, karena hal ini dimungkinkan ada bagian yang tidak rata.
11.  Menambah kedalaman pemakanan yaitu kalau pengasaran 0,04 mm dan untuk finishing 0,02 mm dan lebar pergeserannya juga diperkecil.
12.  Dikontrol apakah sudah rata atau semua permukaan sudah terkena, dengan cara menghentikan tombol gerakan, mematikan pompa hidrolik dan menaikkan sedikit dari batu gerinda
13.  Kalau sudah terkena semua maka benda dilepas dari ragum. Apabila benda yang digerinda tersebut 4 sisi, maka dengan membalik sisi lainnya. Apabila hanya 2 sisi, maka lepas dan ambillah ragum tersebut dengan mematikan magnet listriknya. Cara melepasnya dengan mengangkat ke atas, tidak menggeser karena akan merusak meja mesin
14.  Meletakkan benda kerja pada meja (sebelumnya dibersihkan dulu) dan menghidupkan magnetnya
15.  Lakukan seperti bagian pertama tadi
16.  Mengontrol kepresisian, ukuran, kehalusan apakah sudah sesuai dengan gambar
17.  Membersihkan meja dan mesin, sebaiknya untuk meja diberi WD 40 anti karat

H.  Pendinginan
Pada setiap pengasahan akan terjadi panas. Serpih yang dihasilkan akan mempunyai suhu sampai 20000 C. Sehingga panas ini harus segera didinginkan dengan cairan asah (pendingin).
1.  Fungsi cairan pendingin :
a.       Meningkatkan mutu permukaan
b.      Peningkatan kecepatan kerja
c.       Pengurangan gesekan
d.      Mencegah pemuaian

2.  Pendingin yang dipakai pada mesin gerinda sebaiknya memenuhi persyaratan :
a.  Bisa mendinginkan dari proses penggerindaan, sehingga tidak membakar dari benda kerja
b.  Bisa mencuci atau membuat bagus permukaan benda kerja
c.  Anti karat
d.  Tidak ada minyak, karena kalau minyak justru akan membuat gesekan antara benda dan batu gerinda
e.  Tidak membuat batu gerinda menjadi rapuh

3.  Sifat cairan pendingin :
a.       Mencegah karat
b.      Tidak mudah menguap
c.       Mampu membersihkan serpihan di batu gerinda
d.      Kekentalan rendah

4.  Pemancaran cairan pendingin
Pemancaran cairan ini penting sekali karena kalau terlalu lambat, maka cairan tidak mampu membersihkan serpihan yang menempel pada batu gerinda. Sebaiknya suatu cakram yang lebarnya 20 mm diperlukan 20 lt per menit.
Keterangan
a.       Peletakan cairan pendingin yang salah (penyemprotannya memantul)
b.      Cairan pendingin yang kurang menempel
c.       Peletakan yang baik karena pancarannya betul dan melekat dengan baik
d.      Pemancar media pendingin untuk pengasahan kapasitas tinggi
e.       Pemancar media pendingin untuk pengasahan tekanan tinggi




5.  Campuran Air Pendingin
Ada bermacam – macam pendingin yang dijual di pasaran, tetapi kita bisa membuat sendiri dari campuran :
Air                   =  50 lt
Soda                =  0,5 kg
Bourax             =  0,75 kg
Sabun               =  0,125 kg
Jadi dengan campuran ini kita bisa membuat sendiri untuk mesin gerinda tanpa harus membeli pendingin yang sudah jadi.

I.  Langkah gerakan pada gerinda
Gerakan utama Vs dilakukan oleh cakram asah yang berputar dengan angka putaran tetap. Oleh karena itu kecepatan sayat ialah kecepatan keliling cakram asah yang besarnya tidak dinyatakan dalam m/menit melainkan m/s. Cakram menyayat pada kelilingnya (pengasahan mantel atau pengasahan periferi) atau dengan bidang sisinya (pengasahan muka).
Gerakan laju Vw dilakukan oleh benda kerja atau oleh cakram asah bergantung kepada jenis konstruksi mesin asah. Pada pengasahan bidang, ia merupakan gerakan kian kemari (siklus), pada pengasahan bidang meja bundar merupakan gerakan keliling benda kerja (penggandengan bundar). Kecepatan laju dinyatakan dalam m/menit dan harus merupakan bilangan yang mempunyai hubungan tertentu terhadap kecepatan sayat (perbandingan kecepatan q = Vs : Vw). Besar kecepatan laju menentukan tebal serpih hg. Perbandingannya terhadap kecepatan sayat menentukan besar serpih yang terambil oleh tiap butir asahan. Peningkatan kecepatan laju pada kecepatan sayat yang tetap menghasilkan pengasahan yang lebih kasar.
Gerakan memanjang s (penggandengan memanjang atau laju samping) ialah pergeseran cakram asah atau benda kerja pada arah tegak lurus terhadap gerakan laju. Ia akan mutlak perlu bila lebar pengasahan pada benda kerja lebih besar dari pada lebar badan pengasah. Maka cakram asah bergerak ke samping sejauh kira – kira lebar cakram setelah penyelesaian setiap siklus atau siklus ganda pada pengasahan bidang (cara pengasahan beralih). Pada pengasahan bundar, laju samping berlangsung seragam sepanjang benda kerja (pengasahan memanjang atau pengasahan laju).
Besar penggandengan memanjang – pada pengasahan bidang dalam mm/siklus, pada pengasahan bundar dalam mm/putaran benda kerja – bergantung kepada lebar cakram (pengasahan keliling) atau kepada garis tengah lingkaran babatan (pengasahan muka). Jika cakram asah meliput keseluruhan lokasi pengasahan di dalam satu siklus penggarapan, maka tidak perlu ada penggandengan memanjang (pengasahan benam).
Gerakan penyetelan a digunakna untuk mengatur kedalaman tusukan. Pada umumnya ia berjalan setelah penyelesaian satu siklus pengasahan (penyusuran seluruh bidang pengasahan oleh badan pengasah). Dalam hal ini dipakai istilah “Penyetelan” yang diukur dalam µm (1 mikrometer = 0,001 mm).
Pada pengasahan bundar – benam dan pengasahan penggal dilangsungkan penggarapan dengan “laju penyetelan” sampai akhir pemotongan, artinya cakram asah bergerak dengan kecepatan tetap dan berkesinambungan ke dalam benda kerja.


SILINDRICAL GRINDING (GERINDA SILINDER)

A.  PENDAHULUAN
Gerinda silindris adalah gerinda dengan benda kerja bulat untuk mengurangi diameter dari benda kerja yang berbentuk silinder. Dalam hal ini bisa silinder pejal (Ø luar) silinder tengahnya lubang (Ø dalam) atau juga exentrik. Semakin besar batu gerinda yang digunakan , maka semakin besar pula sudut kontak (e) pada benda kerja.
Busur sentuhan pada pengasahan bundar

B.  PENGASAHAN
Ada beberapa prinsip dalam pengasahan :
a.   Pengasahan memanjang
Benda kerja berputar dan dengan meja digerakkan longitudinal sepanjang benda kerja tersebut. Dalam hal ini bisa batu gerinda yang bergerak, bisa juga benda yang bergerak.
Pengasahan memanjang

 
Kecepatan laju benda kerja (kecepatan pergeseran):


Keterangan :
            n: Kecepatan putaran benda kerja    (rpm)
            vw  :  laju benda kerja (m/menit)
            d    :  diameter benda kerja (mm)

b.   Pengasahan benam (maju)
Batu gerinda digerakkan muju ke benda kerja sampai pada batas ukuran yang ditentukan, kemudian batu gerinda dimundurkan lagi. Batu gerindadi geser ke samping dan dimajukan lagi, seperti awal. Untuk ini majunya batu gerinda harus ditahan pada diameter yang diinginkan sampai tidak ada percikan bunga api.
Penggerindaan ini biasa digunakan untuk gerinda profil, tirus.
Untuk pengasahan tirus, maka benda kerja harus dimiringkan. Dalam hal ini penyetingan kemiringan dengan memiringkan meja.

C.  Pengasahan Tirus
Rumus dipakai untuk memiringkan meja :
 
D      =  Ø besar tirus
d       =  Ø kecil tirus
1/K   =  Ketirusan
L       =  Sumbu poros tanjap hingga ujung meja
      =  Panjang tirus
∞/2   =  Sudut tirus
Gambar posisi pemasangan tirus
 

D.  Langkah kerja pengasahan
1.      Benda kerja harus sudah di center, dipasang lathe dog (posisi seerti bubut diantara 2 center)
2.      Cek dulu ukuran benda kerja, perkirakan tebal pemakanan
3.      Pasang benda kerja diantara 2 center
4.      Putar benda kerja dan batu gerinda
5.      Majukan benda kerja sampai menyentuh batu gerinda
6.      Nolkan skala untuk gerakan maju benda kerja
7.      Gerakkan secara memanjang meja (benda kerja)
8.      Majukan lagi benda kerja sampai tepat ukurannya
9.      Gerakkan secara longitudinal / memanjang meja (benda kerja)
10.  Kontrol semua ukuran yang ada
11.  Lepas benda kerja dan bersihkan mesin











GERINDA MATA BOR
Gerinda mata bor dilakukan apabila :
·        Mata bor sudah tumpul
·        Merubah sudut mata bor
·        Merubah bentuk mata bor
Sudut dan bentuk dari mata bor bermacam – macam tergantung dari material yang nantinya akan dibor.
 
MESIN GERINDA TOOL



EQUIPMENT ASAH BOR

 
 




















BENTUK MATA BOR
Bentuk mata bor yang ada ditentukan sesuai tujuan atau material yang digunakan dan bentuknya.
Profil mata bor standar :

 
Bentuk mata bor :

a.       Bentuk normal untuk bor mildsteel


b.     
 
 
Bentuk normal dengan pengecilan besar belahan; pengecilan besar belahan untuk mempermudah mencari titik pusat. Hal ini untuk pengeboran permulaan

c.      
 
Dengan penggerindaan punggung mata potong untuk material lunak, sehingga kecepatan potong tidak terhalang punggung mata bor

d.      Menchamfer mata potongnya untuk besi tuang

 
 



e.       Mata potong dasar ada center untuk material yang tipis

Penampakan yang lebih jelas untuk 2 mata dengan pengasahan 4 sisi
Bentuk ini untuk material yang lunak contoh : teflon aluminium, dinding





Tabel sudut pengasahan dan sudut spiral bor
No
Material
Sudut spiral
Sudut mata bor
Sudut punggung
No. Bor
Jenis bor
γ2
φ
Α1
1
Mildsteel, teg tarik s/d 90 kg/mm2
25 – 300
1180
100
1
2
Besi tuang, baja tuang
18 – 250
1180
1180
4
3
Aluminium, tembaga, teflon, kertas keras
35 – 400
1400
8 – 100
3
4
Kuningan
10 – 150
1180
8 – 100
2
5
Plastik keras, eternit
10 – 150
800
80
2
6
Hexiglas
10 – 150
1400
80
2
7
Plat tipis, benda tipis
25 – 300
1800
100
5


Langkah kerja asah bor
1.      Lihatlah diameter mata bor yang akan diasah
2.      Carilah kolet sesuai dengan Ø mata bor
3.      Memasang equipment asah bor
4.      Memasang batu gerinda Ø 175 x 30 x 32
5.      Memasang kolet
6.      Memasang bor pada kolet
7.      Menggeser sudut asah pahat / kemiringan pengasahan
900             =  untuk center
1180           =  untuk mildsteel
1300           =  untuk aluminium
8.      Mengeset posisi mata pahat dengan stoper (sesuai dengan diameter bor terpasang ) dan dikencangkan posisi stoper sejajar dengan mata bor, kemudian diputar ke atas ± 150.
9.      Mendekatkan bor pada batu gerinda + 1 mm
10.  Memutar batu gerinda berlawanan arah mata potong
11.  Mendekatkan bor dengan batu gerinda sampai makan
12.  Menggerinda satu sisi dulu sampai tajam
13.  Mengenolkan skala yang dimajukan
14.  Mematikan putaran batu gerinda dan memutar mundur mata bor satu putaran
15.  Memutar sisi sebelah bor dengan menaikkan pen dan memutar ditanda 2/4
16.  Memulai seperti sisi yang satunya
17.  Mengecek apakah sudah benar bentuk mata bornya
















ASAH PISAU ENDMILL / JARI
Asah pisau jari ada 3 posisi utama :
a.      
 
Bagian bawah
b.      Bagian samping / ulir
c.      
 
Bagian alur tatal



 
 

  1. Panjang spiral
  2. Sudut spiral
  3. Sudut tatal
  4. Sudut bebas
  5. Sudut mata pisau
  6. Radius alur
  7. Bentuk Alur

Cara pengasahan :
Bagian samping / ulir
1.     
Ukuran
100 x 50 x 20 
100 x 12 x 20
 
Pasanglah batu gerinda bentuk

2.      Memasang pisau endmill, mensetting lurus dengan stoper tingginya
 


3.      Memiringkan tangkai dasar sudut ± ½ dari besar ulir pada pisau endmll (steigung) bisa ditulis Stg atau Lead
4.      Mengecek dengan dial indikator apakah gerakan ulir sudah nol terhadap dial
5.      Memiringkan batu gerinda
B  =  20
C  =  80
 
6.      Dekatkan pisau dengan batu gerinda
7.      Putar batu gerinda berlawanan dengan mata potong. Lakukan pemakanan jangan terlalu tebal
8.      Cek dulu apakah sudah benar pemakanannya
9.      Putar pisau endmill dengan memutar bagian belakang dari pemegangnya
10.  Lakukan sampai semua sisi tajam






5 komentar: